Tuesday, November 23, 2010

KELOMPOK 2 : PERBANDINGAN PARTAI POLITIK AUSTRALIA DAN INGGRIS

Perbandingan Kebijakan PM Inggris, Gordon Brown, dengan PM Australia, Kevin Rudd
dalam Menangani Masalah Iklim GlobaL

Australia dan Inggris, merupakan dua negara yang sangat erat hubungannya dalam sejarah, terkait dengan persemakmuran Inggris di masa lalu. Inggris sendiri merupakan negara yang menjadikan kerajaannya sebagai simbol negara yang berada di balik pemerintahan, meskipun ada beberapa kelompok yang meyakini ketiadaan peran kerajaan dalam pemerintahan Inggris. Sedangkan Australia merupakan bentuk negara yang federal, dengan adanya pemerintah negara bagian yang memiliki otoritas dalam berjalannya pemerintahan masing-masing. Namun persamaan dari keduanya adalah, adanya Perdana Menteri sebagai kepala pemerintahan yang satu, sehingga adanya keputusan atau kebijakan pusat yang sangat berpengaruh terhadap sikap atau peraturan yang akan berjalan dalam negara tersebut.

Terpilihnya Perdana Menteri dalam siklus pemerintahan membawa beberapa faktor yang akan mempengaruhi terbentuknya kebijakan-kebijakan tersebut pada level lanjut, di mana dalam paper ini yang akan menjadi perhatian adalah partai yang menjadi asal Perdana Menteri kedua negara tersebut. Pada periode yang menjadi ruang lingkup kali ini, partai buruh merupakan sorotan utama sebagai asal dari Perdana Menteri Australia dan Inggris, yaitu Gordon Brown (Inggris 2007-2010), dan Kevin Rudd (Australia 2007-2010). Partai Buruh sendiri merupakan partai yang sosialis-demokratis pada umumnya, dengan mengangkat kepentingan para buruh dan serikat kerja sebagai visi awal, melawan bentuk kapitalisme. Namun dengan semakin majunya globalisasi, dan meluasnya isu-isu yang menjadi perhatian dunia, maka partai buruh mulai bergerak dalam lingkup global, tidak hanya sekitar kompetisi dan kontestasi dengan satu pihak saja, yang pada kasus ini adalah isu lingkungan terkait Global Warming.

Inggris memiliki Partai Buruh yang dikenal bergerak sebagai sayap kiri, sedangkan Partai Konservatif di sayap kanan, yang lebih strukturalis. Popularitas partai buruh Inggris pada umumnnya meningkat karena memiliki visi yang jauh lebih baik di mata masyarakat, di mana pada saat itu, Brown melanjutkan kepemimpinan Tony Blair dengan oposisi partai Konservatif yang mengusung David Cameron sebagai pimpinan. Mengenai isu lingkungan, pada kepemimpinan Brown, Inggris yang selama sejarah perjalanan UNFCCC (United Nation Framework Convention on Climate Change) tidak memiliki sikap yang kooperatif dengan negara-negara lain dalam pencapaian kesepakatan, berubah dengan menandatangani dan meratifikasi Kyoto Protocol sebagai bentuk kerja sama Inggris dengan dunia dalam menangani dampak dari pemanasan global. Dalam kampanye-nya terhadap pemanasan global di level- regional, Gordon Brown menginginkan dan mendesak pemerintah negara-negara Uni Eropa mengurangi emisi karbon hingga 30 persen, dengan menjadikan Inggris sebagai poros utama terhadap kebijakan ini dengan menekan industry daging dan susu. Namun di akhir pemerintahannya, Gordon Brown mengundurkan diri dengan mengusung partai konservatif dalam membentuk pemerintahan baru, hal ini diakibatkan oleh menumpuknya hutang Inggris. Kegagalan ini mengakibatkan, tersendatnya pergerakan Inggris dalam bidang lingkungan.

Sedangkan di Australia, partai buruh bergerak aktif di setiap negara bagian Australia, lebih tepatnya merupakan gabungan dari partais sosialis-demokratis dengan partai federal yang berafiliasi. Kevin Rudd merupakan perdana menteri yang lahir dari partai buruh pada November 2010. Sama seperti pemerintahan Brown di Inggris, pada pemerintahan Rudd, Australia berbalik arah dengan meratifikasi Kyoto Protocol, sehingga Australia turut serta dalam menangani masalah pemanasan global. Rudd memiliki janji bahwa partai buruh akan membuat undang-undang mengenai pengurangan emisi rumah kaca, dan memiliki target Australia menjadi less-carbon 20% pada 2020, dan netral karbon pada 2050. Kelemahan Rudd terletak pada kebijakan profit tax 40% pada laba perusahaan pertambangan, sehingga pada akhirnya Julia Gillard menjadi penerusnya, baik dalam partai buruh sebagai ketua, maupun sebagai perdana menteri wanita pertama Australia.

Seperti diketahui sebelumnya, Perdana Mentri Australia sebelumnya, yaitu John Howard menolak keikutsertaan Australia dalam Kyoto Protocol karena menurutnya dapat mengganggu kelangsungan perekonomian Australia, namun hal ini justru dijadikan isu yang diangkat oleh Rudd untuk memenangkan pemilu dan menjadikannya Perdana Mentri Australia 2007-2010. Sehingga Australia pada masa pemerintahan Kevin Rudd dan Inggris dibawah pemerintahan Gordon Brown sangat concern dengan isu lingkungan, sangat aktif dan berkomitmen kuat demi mengatasi masalah pemanasan global tersebut. Namun Gordon Brown memiliki ruang lingkup tindakan yang lebih luas dalam pengimplementasian upayanya ini, selain untuk negaranya sendiri ia juga mendesak Negara-negara maju dan berkembang di dunia untuk ikut dalam usaha mengatasi perubahan iklim, sedangkan Rudd lebih fokus melaksanakannya ke dalam negeri saja.

DAFTAR REFERENSI :

Almond, Gabriel. 1956. Comparative Political System. Southern Political Science Association.
http://www.eramuslim.com/berita/dunia/gordon-brown-pm-inggris-ketiga-terburuk-di-inggris.htmhttp://www.alp.org.au/
http://arsip.net/id/link.php?ih=VV0KUwQJBwZV diakses pada tgl 19 November 2010
www.beritaindonesia.co.id/mancanegara/harry-potter-ratifikasi-protokol-kyoto
http://www.guardian.co.uk/environment/2008/dec/01/carbon-emissions-climate-change-report diakses pada tgl 20 November 2010
www.suprememastertv.com/ina/save-our-planet/?wr_id=2138&page=1 diakses pada tgl 20 November 2010
http://www.alpensteel.com/article/53-101-energi-terbarukan--renewable-energy/2720--kementrian-energi-dan-perubahan-iklim-dibentuk-inggris.html diakses pada tgl 20 November 2010
S. Winkler, Babak Baru Perpolitikan Australia (online), 1 Desember 2007, , diakses tanggal 20 November 2010.
PAB Indonesia, Selain Jumpa PM Rudd, SBY Temui Al Gore (online), 2 Desember 2007, , diakses tanggal 20 November 2010.
DW-World, PM Inggris Meningkatkan Tekanan Mengatasi Perubahan Iklim (online), 19 Oktober 2010, , diakses tanggal 21 November 2010.
http://asiacalling.kbr68h.com/index.php?option=com_content&view=article&id=1240:the-end-of-a-political-era-in-australia<emid=390&lang=in



Disusun Oleh :
Ghulam Ubaidah (23195)
Christie Afriani (23192)
Anissa Setyaningtyas (23181)
Ira Setiawati Putri (23194)
Annisa Zahria (23186)
Putri Perwira (23177)
Angga Aditama Putra (23191)
Nurunnisa ()
Febrian Perdana Putra (23179)
Annabella Agronesia (23190)

12 comments:

  1. Halo kelompok 2, aku mau tanya :

    1) Di kedua negara tersebut, siapakah sebenarnya yang lebih concern terhadap isu Global Warming, apakah PM masing-masing negara atau sebenarnya justru Partai Buruh yang menginisiasi hal tersebut?

    2) Apakah ada kaitan antara jatuhnya kedua PM dengan kebijakan mengenai Global Warning yang mereka kampanyekan pada saat kepemimpinan mereka? Selain itu, bagaimana tanggapan negara-negara UE dalam merespon desakan Gordon Brown untuk mengurangi emisi di UE?

    Makasih.

    Rifky Akbar 08/264710/SP/22579

    ReplyDelete
  2. Kelompok 2 menarik sekali presentasinya, karena mengangkat isu yang dianggap low politics, yaitu isu lingkungan :-)
    Saya mau bertanya,

    1. Apakah ada pengaruh dari 'kelompok kepentingan' yang menyebabkan kedua perdana menteri tersebut memenangkan pemilu dan menjadikan isu lingkungan sebagai isu yang utama?
    Kalau di Australia, saya pernah mendengar ada Green Party yang turut berpengaruh pada kemenangan Rudd. Seberapa besar pengaruh Green Party tersebut terhadap kemenangan Rudd dan Partai Buruh dalam Pemilu Australia dan apakah juga memiliki pengaruh terhadap ratifikasi Australia pada Protokol Kyoto?
    Dan apakah di Inggris, juga terdapat kelompok kepentingan seperti Green Party yang mempengaruhi kemenangan Brown dan membawa isu lingkungan?

    2. Bagaimana action Julia Gillard dan David Cameron sebagai penerus Kevin Rudd dan Gordon Brown? Apakah mereka melanjutkan program lingkungan (pengurangan emisi) yang dijalankan oleh Rudd dan Brown?
    (terutama Julia Gillard karena sama-sama berasal dari Partai Buruh yang gencar mengangkat isu low politics, seperti isu lingkungan)

    Terimakasih :-)

    Kurnia Sari Aziza
    07/250279/SP/21909

    ReplyDelete
  3. saya masih bingung sebenarnya isu global warming disini posisinya bagaimana?
    apakh hany menjadi isu untuk mengangkat popularitas PM yang akan atau sedang menjabat?
    ataukah menjadi isu yang serius bagi kedua negara untuk ditangani?

    selanjutnyaa, bagaimana aksi nyata dari pemerintah kedua negara terhadap isu global warming?
    karena bagi saya kedua negara diatas terlihat "pasif".

    terima kasih
    Luthfi Purnahasna (09/281892/SP/23337)

    ReplyDelete
  4. Saya mau nambah pertanyaan nih, semoga ga keberatan yaa!

    Berbicara mengenai Partai Buruh, nampaknya partai tersebut begitu populer dan terdapat di sejumlah negara mulai dari Brazil, Belanda, Turki, Korea Selatan, bahkan di Indonesia pun ada (partai peserta pemilu 1999&2004). Apakah terdapat suatu kesamaan latar belakang pendirian partai tersebut di sejumlah negara di dunia (pada umumnya), dan kesamaan latar belakang pendirian partai tersebut di Australia dan Inggris (pada khususnya)? Misalnya, suatu gerakan revolusi buruh di dunia, atau fenomena lainnya. Dan apakah terdapat relasi antara keseluruhan Partai Buruh di segenap negara, serta relasi antara Partai Buruh di Australia dan Inggris? Misalnya koordinasi melalui badan ILO di PBB, atau bentuk relasi lainnya.
    Terimakasih :)

    Ulya Amaliya
    09/282061/SP/23375

    ReplyDelete
  5. Aslm. Hula teman-teman kelompok 2!.
    Saya masih agak bingung dengan pernyataan kalian yang menyatakan bahwa “Gordon Brown memiliki ruang lingkup tindakan yang lebih luas dalam memperjuangkan isu lingkungan. Tidak hanya di negaranya saja tetapi juga mendesak negara maju dan berkembang lainnya untuk ikut terlibat dalam mengatasi perubahan iklim. Sementara di lain pihak, Rudd lebih fokus melaksanakannya di dalam negeri”. Sebenarnya faktor apakah yang membedakan upaya dan jangkauan lingkup penyebaran isu lingkungan kedua PM ini dalam memperjuangkan isu tersebut? Menurut kalian apakah kedua tindakan berbeda yang dilakukan oleh masing-masing PM ini cukup efektif untuk menyadarkan masyarakat akan lingkungan terutama masyarakat dalam negaranya sendiri?. Karena menurut saya perusahaan-perusahaan besar – seperti Tesco Supermarket dari Inggris atau pun Corporate Express dari Australia – yang seringkali ikut andil dalam pencemaran dan pengrusakan lingkungan dalam produksinya, tidak akan begitu saja setuju untuk mengurangi produksi mereka guna menurunkan emisi gas yang dianjurkan oleh pemerintah. Bagaimana tanggapan kalian terhadap hal ini?

    Terimakasih! 
    Izzah Annisa (09/280874/SP/23274)

    ReplyDelete
  6. Aslm kelompok 2. Saya ingin mengajukan 2 buah pertanyaan mengenai paper kelompok kalian.

    Menurut saya pertanyaan dari saudari Ulya Amaliya sangat bagus. Yaitu mengenai relasi antara kedua partai buruh ini. Karena hubungan kedua negara sangat dekat, Australia merupakan anggota dari persemakmuran Inggris. Dan dalam konstitusi Australia pun, Ratu Inggris masih memegang jabatan tertinggi yang diwakilkan oleh seorang Gubernur Jenderal (meskipun dalam prakteknya, gubernur jenderal hanya berperan sebagai simbol). Jadi apakah ada relasi antara partai buruh ini di kedua negara? Khususnya dalam isu lingkungan yang menjadi pokok bahasan utama paper ini.

    Pertanyaan kedua saya adalah :
    Apakah kebijakan tiap perdana menteri mengenai isu global warming didukung oleh anggota legislative dari partainya masing-masing, (sehingga kalian bisa menyebutkan bahwa membandingkan kebijakan perdana menteri merupakan hal relevan bila ingin membandingkan partai politiknya)? Karena menurut saya, dalam pengambilan keputusan, umumnya seorang perdana menteri tidak bisa untuk tidak memerdulikan pendapat kelompok kepentingan yang belum tentu sejalan dengan kebijakan partainya. Namun demikian saya memang mengakui, bahwa secara umum partai buruh selalu mengangkat isu-isu minoritas seperti juga isu global warming ini.

    Terima kasih.

    Dania Wijayanti
    09/282514/SP/23491

    ReplyDelete
  7. Sebelumnya kami berterimakasih kepada teman-teman yang telah berpartisipasi dalam pembahasan kelompok kami. Kami akan mencoba menjawab pertanyaan dari Kak Rifky, Kak Kurnia Sari, dan Luthfi terlebih dahulu. Jawaban untuk pertanyaan lainnya menyusul, ya.

    Jawaban pertanyaan Kak Rifky

    Jawab:
    1) Menurut kami, dalam hal ini baik PM maupun Partai buruh sama-sama concern dalam menangani masalah Global Warming. Seperti yang telah kita ketahui, Partai Buruh merupakan partai yang sangat memperhatikan kepentingan kaum Minoritas, tak terkecuali masalah lingkungan. Oleh karena itu, sebagai kendaraan politik bagi Rudd dan Brown, tentu partai buruh akan terlibat dalam pengambilan keputusan oleh keduanya PM yang mempunyai background dari partai tersebut, apalagi seperti yang telah disebutkan sebelumnya, masalah lingkungan merupakan masalah yang minoritas yang krusial bagi mereka. Disamping itu, Rudd dan Brown sama-sama peduli kepada masalah lingkungan. Yang menarik disini, baru dalam pemerintahan Rudd dan Brown, Protokol Kyoto ditandangani oleh Australia dan Inggris. Padahal, pada PM sebelumnya, kedua negara tersebut tidak setuju akan adanya pengurangan emisi gas dan tidak bersedia menandatangani protocol Kyoto. Hal ini menunjukkan bahwa kedua PM dengan dukungan dari partai buruh sangat peduli terhadap lingkungan. Namun jika ditanya siapa yang lebih peduli terhadap isu ini, Gordon Brown jelas lebih peduli sebagaimana kita bisa melihat usahanya untuk mengajak negara-negara di dunia terutama Eropa, agar memberikan tanggapan yang serius terhadap protokol kyoto. Perannya jauh lebih besar dibanding Rudd dengan tidak hanya menyerukan perlunya peduli lingkungan kepada negara sendiri, seperti yang dilakukan oleh Rudd.
    2) Menurut kami, isu ini tidak menyebabkan jatuhnya perdana menteri kedua negara tersebut. Karena masing-masing PM tersandung isu (yang bukan isu lingkungan) sebelum mereka meninggalkan kursi jabatan mereka. Gordon Brown lengser karena menuai banyak kecaman dari rakyat inggris yang menganggapnya terlalu menjadikan AS sebagai patokan. Ketidakmampuan Brown dalam mengentaskan dan menyelamatkan partai buruh yang terjerembab ke dalam perang Irak yang berlangsung pada masa Blaire memperkuat dugaan rakyat tersebut sehingga Brown lengser dari kursinya. Sementara Rudd, yang baru saja lengser tahun ini kemudian digantikan oleh Julia Gillard, mendapatkan sandungan atas konsepnya yang ia sebut dengan “Big Australia” yang diungkapkan dalam pidatonya pada Oktober 2009 lalu. Jadi, disini jelas bukan isu lingkungan terkait protokol kyoto yang menjadikan hengkangnya Brown dan Rudd dari jabatan mereka.

    ReplyDelete
  8. Jawaban pertanyaan Kak Kurnia Sari :

    1. Dalam perkembangannya, Green Party semakin mendapat tempat di hati masyarakat Australia karena salah satu gerakannya adalah terus mendukung energi terbarukan dan mengedepankan upaya efisiensi energi, dan terus menyarankan pengurangan penggunaan bahan bakar fosil. Menurut kami, isu lingkungan yang semakin ramai dibahas tentu saja membuat Green Party adalah sarana yang tepat bagi Kevin Rudd untuk meningkatkan dukungan kepada dirinya.
    Maaf, namun kami belum menemukan literatur yang mengindikasikan bahwa kemenangan Brown turut dipengaruhi oleh kelompok kepentingan seperti Green Party di Australia.
    2. Julia Gillard juga meneruskan kebijakan Kevin Rudd yang mendukung upaya penyelamatan lingkungan, terlihat dari kesepakatan yang terjadi dengan Green Party dalam upaya penanganan perubahan iklim. Namun David Cameron tidak terlihat aktif meneruskan kebijakan Gordon Brown mengenai penanganan perubahan iklim. Cameron lebih fokus kepada upaya membina hubungan baik yang lebih condong ke Barat dan upaya-upaya perdamaian seperti dalam konflik-konflik di Timur Tengah.

    Jawaban pertanyaan Luthfi :

    Menurut kelompok kami, pada awalnya isu lingkungan memang diposisikan oleh kedua tokoh diatas dalam hal “bagaimana isu tersebut dapat meningkatkan popularitas dan dukungan”. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa kemudian isu ini menjadi isu yang cukup penting bagi kedua negara, karena dunia sedang mengalami masalah yang sama, yaitu perubahan iklim yang tidak menentu serta masalah lingkungan lainnya. Dalam hal ini, kami kurang setuju terhadap pendapat saudara yang menyatakan bahwa kedua negara terlihat pasif. Kedua pemimpin negara telah berani mengambil langkah revolusioner yaitu meratifikasi Protokol Kyoto, bahkan turut berupaya mendesak negara-negara industri maju lainnya untuk bersama-sama memerangi peningkatan pemanasan global.

    Terima kasih atas pertanyaannya. Maaf apabila jawaban yang kami berikan kurang memuaskan.
    Jawaban pertanyaan lain menyusul, ya..

    ReplyDelete
  9. -Respon kami untuk pertanyaan yang diajukan oleh saudara Ulya Amalya (soal 1) dan Dania Wijayanti (soal 1) :

    Pada dasarnya latar belakang utama atau dasar utama pendirian partai buruh ditiap negara itu sama yaitu untuk mengangkat dan mengedepankan kepentingan buruh, termasuk di Inggris dan Australia. Sedangkan dasar atau latar belakang pendukung pendirian partai buruh tersebut tergantung pada kebijakan politik domestic ditiap negara, jadi umumnya akan berbeda. Di Australia latar belakang pendukung pendirian partai buruh adalah dikarenakan kelompok konservatif disana cenderung menekan kelas menengah. Sedangkan kaum buruh disana dikenakan wajib militer sejak perang dunia, oleh karena itu mereka merasa dirugikan. lalu didirikan \lah partai buruh untuk mengedepankan kepentingan para buruh di Australia. Berbeda dengan Australia, di Inggris kelompok konservatifnya justru tidak peka terhadap isu sosial. Kemudian didirikanlah partai buruh, dimana sebagai kelas menengah mereka menjadi trigger untuk mengangkat isu sosial.

    ReplyDelete
  10. - Respon kami untuk pertanyaan yang diajukan oleh saudara Ulya Amalya (soal 2) :

    Sebagai bekas negara jajahan/persemakmuran Inggris tentunya wajar apabila Australia mengadopsi beberapa kebijakan dan system pemerintahan yang terdapat di Inggris. Namun dalam hal relasi antara partai buruh kedua pihak, tidak ada relasi yang jelas didalamnya. Karena pada dasarnya kebijakan yang diambil oleh masing-masing negara mengikuti perkembangan domestiknya. Namun satu relasi yang jelas adalah kedua partai buruh tersebut mengedepankan kepentingan buruh dan isu sosial sebagai latar belakang pendiriannya.

    ReplyDelete
  11. Respon kami untuk pertanyaan yang diajukan oleh saudara Izzah Annisa :

    Pada dasarnya Rudd lebih mengacu ke domestic karena sebelum terpilih menjadi PM, Rudd menggunakan isu lingkungan untuk menjadi senjata melawan Howard yang tidak terlalu mementingkan isu lingkungan. Sehingga Rudd mengkampanyekantentang isu lingkungan dan berusaha memenuhi janji-janjinya. Usaha Rudd ini efektif karena masyarakat Australia sangat mendukung program peratifikasian protocol Kyoto. Berbeda dengan Rudd, Brown beranggapan bahwa ancaman perubahan iklim juga mengancam Inggris karena dampak adri perubahan iklim tersebut akan menyebabkan banyak bencana di Inggris. Sehingga Brown lebih focus untuk mengajak negara-negara lain untuk menyukseskan konferensi iklim yang dilaksanakan di London. Jadi bisa disimpulkan bahwa hal-hal diatas merupakan dasar yang melatarbelakangi mengapa Rudd lebih focus ke dalam sedangkan Brown mengarah ke luar. Usaha keduanya bisa dibilang efektif karena banyaknya respon posotif yang didapatkan dari orang-orang yang termasuk dalam ruang lingkup cakupan mereka.

    ReplyDelete
  12. Respon kami untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh saudara Dania Wijayanti (soal 2) :

    Bila ditinjau dari kebijakan mengenai isu lingkungan, yaitu peratifikasian protocol kyoto, Rudd tentu mendapatkan dukungan dari parlemen. Karena selain itu isu yang memang ia angkat sebagai program kerjanya, penduduk setempat juga memberikan respo yang positif terhadap hal ini. Namun saat Rudd menetapkan kebijakan ekstrim berupa 40% pajak tambang ia mendapatkan penentangan dari parlemen. Hal ini disebabkan karena banyak pengusaha yang tidak setuju dengan kebijakan ini. Sedangkan untuk Brown, karena kebijakannya lebih eksternal, tentunya tidak ada hambatan di parlemen. Terlebih lagi mengingat posisi Inggris yang penting di Eropa. Lalu sebagai bukti dari persetujuan parlemen Rudd mengadakan konferensi iklim di London yang dihadiri oleh petinggi negara dan ahli-ahli iklim seluruh dunia.

    ReplyDelete